Minggu Pertama di Qatar (3) - Mall Villagio

Hari ke 4

Masih hari Sabtu yang artinya kita masih libur, sejujurnya aku agak berat ingin kemana-mana setelah kemarin lari sejauh 10 km di Corniche. Tapi tadi malam mbak Ita bbm bahwa pagi ini dia akan menjemputku bersama keluarganya untuk jalan-jalan keluar.

Pagi, waktunya menyuci dan setrika. Apartemen di Qatar bagi 'single status' biasanya sudah full furnished, artinya lengkap tempat tidur, AC, kulkas, kompor, mesin cuci, televisi, meja kursi dan sofa. Kamar mandi sharing diluar. Menyuci dan setrika tak memakan waktu lama karena mesin cuci termasuk otomatis jadi hanya pencet sana sini, sudah sekaligus pengering.

The Central Restaurant Indonesia

Jam 10 siang, mbak Ita menjemputku dengan full complete keluarganya dan aku diajak ke Mall Villagio. Mas Aris suaminya sengaja mengajak aku berkeliling-keliling Doha dan menjelaskan dengan lengkap kondisi Doha sekarang. Termasuk cara pengambilan SIM Qatar, MCU di medical commission sebelum apply resident permit (RP), cara daftar di RS Al Hamad, beli mobil di Qatar hingga ngobrol seputar sekolah anak yang katanya mencapai 36 ribu QR per tahun (3000 QR per bulan).

Kami makan siang di restoran Indonesia yang bernama Central Indonesia, pantas namanya the Central karena memang terletak di tengah kota, letaknya di Ibnu Mahmoud Street. Rasanya lumayan, sepiring pecel lele (lelenya dua) lengkap dengan sambal dan lalap mengisi perutku siang ini.

Koordinat detailnya bisa langsung ke maps klik di  Restaurant Central Indonesia Location

Penampakan Central Restaurant - Indonesia Food

Villaggio Mall

Sampai di mall Villaggio sekitar Dhuhur, Villagio ini adalah mall yang hanya terdiri dari satu lantai, tidak ada eskalator ataupun lift jadi ya kompensasinya luas mall ini menjadi sangat luas. Ciri khas mall ini adalah kanal yang berada di tengah-tengah mall dan dijadikan wisata bagi pengunjung sehingga seakan berada di Venezia.

Kanal di dalam Mall
Isi mallnya? Sebetulnya sih standard aja..merek-merek baju terkenal sama seperti di Jakarta, toko bukunya bernama Virgin, milik taipan Richard Branson, es krim Haagen Dazs dan lain-lain yang sama saja dengan Jakarta, malah bagusan di Jakarta. Kalau anda sering ke Kota Kasablanka, Pondok Indah Mall apalagi Mall of Indonesia..ini sih masih jauh he he. Kelebihan ya hanya kanalnya saja, itu pun di Lippo Mall harusnya bisa.

Menjelang sore kami makan lagi di restoran asia bernama P.F Chang yang berada di dalam mall. Servisnya bagus dan appetizernya...Dynomite...what a good dish! Satu porsi udang goreng tepung bumbu karamel pedas yang disajikan di atas gelas tinggi yang atasnya lebar. Rasanya enak, gurih, manis dan pedas.

Lauk lainnya, sup bening isi jamur dengan lumpia isi daging cincang, nasi goreng dan daging bumbu kacang mede. Selain udangnya selebihnya menurutku masih biasa..kalau kata pak Bondan cukup..top markotop. Belum berkategori ...Maak..nyuss !! yang melegenda.

Dynomite at P.F Chang
Aku membeli beberapa perlengkapan untuk di flat seperti kain pel bergagang, sabun pel lantai dan beberapa kebutuhan lainnya. Alhamdulillah mbak Ita dan suaminya sangat baik, semuanya di biayai oleh mereka..hmm jadi gak enak hehe..

Sebelum pulang ke flat kami mampir di restoran India, bernama Rotana restaurant, lokasinya dekat dengan Mushereib. Paling 5 menit jalan kaki dari flat ku. Yang special adalah masakan filipina yang berupa tulang dengkul sapi dengan kuah mirip sop buntut, dilengkapi dengan sedotan untuk menyeruput sumsumnya...Ukurannya? Buesaarr..cukup untuk tiga orang.

Sampai dirumah seperti biasa, hal yang akan kujadikan rutinitas selepas berkegiatan...video call!!

Salam

Minggu Pertama di Qatar (2) - Jogging di Corniche

Hari ke 3:

Jumat pagi hari, seperti yang direncanakan aku mencoba rute lari dari apartemen ke Corniche, dengan bantuan applikasi waze aku sampai di track Corniche. Jaraknya sekitar 2.2 km dari Mushereib.

Track ini berada di pinggir Corniche street yang setiap hari aku lewati ke kantor. Kesan pertama adalah ini adalah track yang bersahabat bagi para olahragawan dan yang bermobil, namun tidak bagi yang kelaparan dan jalan kaki, karena kondisinya sangat bersih di sepanjang track, tak ada penjual minuman apalagi bubur ayam.

Disini orang bukan hanya berolahraga rupanya, tapi juga ada yang memancing. Disini diperbolehkan memancing asalkan memakai alat pancing sederhana dan bukan jaring ataupun alat penangkap ikan professional. Dengan latar belakang gedung perkantoran West Bay dengan Burj Qatar yang terkenal, Al Corniche layak untuk menjadi tujuan wisata di pagi atau sore hari.

Lumayan juga aku masih bisa menempuh jarah 10,2 km dan beristirahat di café costa di ujung track. Banyak yang memanfaatkan café costa untuk beristirahat, ngopi, bersosialisasi dan tentunya browsing. Karena disekeliling cafe costa disediakan free wifi. Bukan hanya wifi rupanya, tapi juga charger HP.


Jogging di Al Corniche (1)
Memancing
Green spot di Al Bidda Street, jalan menuju Corniche di depan
Jogging di Al Corniche (2)
Ada fitness gratisnya
Burj Al Qatar
View depan cafe costa, berlatar belakang Burj Al Qatar, ada charger HP dan free wifi
My 1st 10K in Doha
Salam

Minggu Pertama di Qatar (1)

Hari kedua:

Setelah sarapan mie instant rebus, jam 6 pagi aku sudah standby di luar mencari transportasi ke kantor. Hari ini aku merasakan bahwa kekurangan kota Qatar adalah transportasi. Tak mungkin ke kantor naik mobil (belum punya..), jalan satu-satunya adalah naik taksi, tapi aku takut mahal, maklumlah masih pertama di negara orang. Untungnya aku bertemu dengan kawan yang juga tinggal satu apartemen denganku, berkebangsaan India, ramah dan sudah cukup berumur. Akhirnya aku diajaknya naik mobil temannya yang belakangan aku tahu bahwa itu termasuk taksi gelap, namun karena si bapak sudah langganan setiap hari jadi.. yah sudah biasa. 

Aku akan bahas sendiri tentang transportasi di Qatar, karena ini termasuk sangat penting.

Untuk transport pagi ini, aku membayar 10 QR dan si bapak juga memberi 10 QR, jadi total biaya untuk dari apartemen ke kantor 20 QR. Angka ini aku jadikan patokan jika ingin naik taksi resmi sendiri ke kantor.

Sampai di kantor, aku bertemu si Egyptian yang menghandle progress reporting..setelah berbasa basi sejenak aku diperlihatkan maket gas treatment facilities yang terletak di daerah Ras Laffan, sekitar 80 - 90 km dari Doha.

Ternyata Dolphin Energy hanya menggunakan dua platform untuk mengangkat gas dari dasar bumi, artinya walaupun hanya dua dan dengan ukuran yang tidak terlalu besar, kedua platform memiliki kapasitas angkut yang besar,  nyatanya platform tersebut sanggup untuk mengolah dan mentransfer gas ke Abu Dhabi dan memenuhi kebutuhan gas di Abu Dhabi.

Gas Treatment Facilities-nya pun tergolong luas, memilik dua plant yang masing-masing memiliki dua power plant. Bahkan jika aku pernah ke pengolahan minyak balongan milik Pertamina, facilities ini masih jauh lebih besar.

Aku belum ada kubikal sehingga tempat duduk ku masih numpang di kubikal si American girl yang kebetulan sedang cuti. Belum ada computer. Siang hari iseng-iseng ku sms mbak Ita, saudaraku yang sudah tinggal lama disini ikut suaminya. Mengabari kalau aku sudah di Qatar.

Makan siang aku coba jalan-jalan ke mall city center yang terletak di depan kantorku persis. Setelah kemarin aku membeli nasi kotak di kantin, hari ini aku coba mau makan siang di mall saja, karena rumornya makan KFC paket hanya 16 QR saja..bandingkan dengan kemarin aku makan nasi kotak 35 QR..puuff.

Penampakan Mall City Center, depan kantor
Di mall yang pertama kucari adalah sim card perdana, akhirnya aku mendapat simcard Vodafone. Harganya cukup mahal, 50 QR dengan isi 5 QR saja (hanya telepon), sebelum membeli aku harus menyerahkan passport asli untuk di scan di system mereka, ini memang peraturan pemerintah untuk mendata siapa saja pemakai nomor telepon, maklum lebih dari setengah populasi di Qatar adalah pendatang.

Isi pulsa di Qatar ada dua jenis, yang pertama isi pulsa telepon paket, harganya bervariasi dari 20 QR hingga 100 QR, yang kedua adalah internet paket. Jadi mending isi dua-duanya, tapi aku lebih memilih mengisi internet ketimbang telepon. Telepon cukup isi 20 QR, tapi kalau internet mending isi 50 QR, karena harga segitu kita dapat 1 GB, kalau hanya isi 20 QR hanya dapat 250 Mbs..jauh kan.

Akhirnya ku aktifkan kedua paketnya, caranya enggak ribet, cukup isi saja pulsanya internet dan telepon langsung otomatis berjalan. Langkah pertama ada mengecek whatsapp..wah tersambung, semua contact personal ku tetap, grup wa ku pun tetap, Line juga sama, semua tetap..nomor kita yang ter-update di sana, jadi kita gak perlu save contact lalu pindah contact dengan ribetnya, thanks teknologi.

Aku coba kontak istri dan ibu via whatsapp , bbm dan line..wah tersambung, senang rasanya, akhirnya aku bisa terus update dengan Jakarta. Setelah itu aku kembali bbm mbak Ita dan memberitahu nomor baruku.

Makan siang di KFC, benar ternyata harganya cukup murah 16 QR (yah dibanding di kantin kantor) dengan isi yang buanyak..kalau gak lapar-lapar amat mungkin aku bawa pulang, tapi berhubung lapar ya ayam dua, roti, kentang goreng dan orange mirinda ludes tak bersisa.

Agak sore mbak Ita menjawab bbmku dan janjian besok akan datang ke apartemenku bersama keluarganya..besok?? Oh iya besok hari Jumat, Jumat artinya libur!. Kesempatan untuk keliling-keliling dan melihat kota Qatar.

Pulang kantor aku juga bareng dengan si bapak India tadi, hanya dengan driver yang berbeda. Sesampainya di apartemen aku langsung mencoba video call via line dengan istriku, maklum di Jakarta sudah jam 8 malam..ah rindu sekali dengan anak ku..calling..dan...bisa!!. Wah, wajah mereka terlihat sumringah dan bahagia, terutama si kecil yang belum tidur, begitu matanya melihat wajahku badannya langsung melonjak kegirangan plus lesung pipit yang seakan dipamerkan ke ayahnya. Plong rasanya melihat mereka sehat dan bahagia. Alhamdulillah 

Malamnya aku coba jalan kaki ke restoran Indonesia bernama Tofu & Cake Restaurant, jaraknya sekitar 300 meter dari apartemenku. Sampai disana ternyata isi masakannya sangat Indonesia, dari mulai nasi bakar, mie ayam, bakso dan gado-gado. Sayang enggak ada soto disana, padahal lagi butuh seger-seger, yasudah akhirnya mie bakso pun ku lahap.

Salam
Posted on 8:51 PM | Categories:

Tentang pekerjaan - Senior Planning Engineer

Di perusahaan ini aku tergabung ke dalam Business Plan Departemen atau disingkat BPD. BPD ditempatku ini masuk di dalam Operational Upstream Business yang juga membawahi offshore operation dan onshore operation. Dan bisa ditebak, BPD ini semacam departemen service yang mengurusi masalah manajemen termasuk didalamnya perencanaan (plan), keuangan (expenditure & cost control), teknikal servis, dokumen , prosedur termasuk juga quality assurance masuk didalamnya.

Yah, aku disini bukan masuk kedalam suatu project, tetapi lebih kepada operation. Ini betul-batul baru bagiku karena selama ini – dari awal karirku di dunia perminyakan dan konstruksi – aku selalu masuk kedalam suatu manajemen proyek, dimana biasanya tim sudah terbagi dan memiliki satu fokus. Sedangkan disini aku terlibat didalam ‘project’ yang established, alias sudah berjalan (mapan).

Kegiatan di dalam operation juga dinamakan project, tetapi projectnya bukan seperti project EPC dalam skala besar, ada sih project yang juga dalam skala besar, tetapi biasanya jika ada project demikian akan dibentuk tim sendiri yang dinamakan PMT (Project Management Team). Sedangkan disini aku lebih melayani kepada project maintenance facilities seperti piping expansion, gas turbine development, waste water treatment facilities, repairing (valve, machining, cabling..) dsb. Proyeknya banyak, karena selama produksi gas berjalan dan selama operation memiliki ide untuk pengembangan dan perbaikan, project yang berhubungan dengan facilities pasti terus dibutuhkan.

Proyek-proyek maintenance facilities dikategorikan sebagai brownfield project. Dimana project dengan kategori ini memiliki karateristik yang unik. Utamanya, brownfield project adalah project yang dikerjakan di area yang established, yaitu area operation dimana produksi gas terus berjalan sepanjang waktu. Hal yang terjadi adalah project ini tidak bisa leluasa dikerjakan.

Didunia migas ada yang dinamakan SIMOPS atau kependekan dari Simultaneous Operations. SIMOPS adalah kondisi dimana terdapat pertemuan dua aktifitas dari operation dan dari project yang menyebabkan terjadinya interfacing,  clashing, dan juga timbulnya risk.

Untuk itu SIMOPS harus dimeetingkan antara pihak operation, HSE, engineering dan business plan. Karena untuk brownfield prosedur SIMOPS yang akan digunakan harus clear pada saat meeting agar tidak terjadi masalah pada saat project dikerjakan, termasuk detail terhadap risk hazard identification.

Contoh simplenya: Welding pipe di area pipeline existing. Jika pada schedule yang di isu oleh business plan ternyata welding pipe dilakukan bersamaan dengan rencana operation menaikkan tekanan gas, otomatis schedule pekerjaan welding harus mundur, jika tetap dikerjakan maka akan sangat mengganggu dan tentunya amat sangat berbahaya (risk hazard).

Namun kebalikanya dengan item-item besar seperti gas turbine. Jika item tersebut yang datang, biasanya sih operation yang akan mengalah. Karena item sebesar itu selain karena bobot dan ukurannya makan tempat, item tersebut pasti memiliki cost yang besar, baik cost pembelian maupun cost pengerjaan.

Project seperti maintenance facilities biasanya masuk kedalam golongan proyek yang menggunakan budget dari operational expenditure (opex), karena ini tergantung kebutuhan dari operation. Dalam pembuatan schedulenya ini tidak sembarangan karena harus di integrasikan dengan planning dari operation dan salah satu tugasku adalah membuat integration plan diantara keduanya.

Tantangannya  pada saat membuat integration plan ialah kita akan selalu di challenge oleh lapangan/site dimana schedule harus betul-betul presisi. Tentu saja seperti yang aku sebutkan di atas, bahwa SIMOPS harus betul-betul clear di awal.  Jika meleset kurang atau terdapat banyak float didalam schedule maka bisa berakibat ruginya pengolahan gas, karena setiap akan dilakukan commissioning maka pihak operation akan melakukan shut-down, artinya proses pengolahan gas berhenti (proses di offshore tetap berjalan), inilah tantangan utamanya.

Ketika planning sudah jadi, langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan planning tersebut kepada calon vendor / manufaktur / kontraktor pada saat bidding. Para calon vendor / kontraktor  tersebut harus menerjemahkan planning yang aku buat di awal menjadi detail plan. Detail plan mereka harus mencakup detail schedule, jumlah manpower, target produksi, material deliverable dan S-curve. Disini posisiku adalah melakukan review kepada calon vendor dari sisi planning.

Hal lainnya yang menantang adalah ketika eksekusi proyek.  Salah satunya yang terpenting adalah melakukan tracking dan pengontrolan terhadap material.  Material akan menjadi titik kritis disini, sehingga job desk ku pada saat eksekusi adalah melakukan material tracking, dari mulai memastikan PR (Purchase Request) dari buyer, dilanjutkan technical qualification oleh Engineering hingga PO atau kontrak di rilis oleh contract engineer. Setelah itu lanjut ke proses manufaktur oleh Vendor, ready to delivery hingga on site. Sehingga pengontrolan pada fase ini harus menjadi special concern.

Disini aku tidak diberi tugas untuk pengontrolan konstruksi dan instalasi, karena konstruksi dilakukan di site sehingga pengontrolan dilakukan juga disite oleh satu orang site planning engineer. Jadi, tugasku adalah semenjak inisiasi, klarifikasi hingga material on site.  Cukup fokus menurutku.

Sekilas tentang departemenku, BPD terbagi menjadi lima bagian. Pertama adalah business plan and budget, ini di handle oleh Malaysian termasuk yang mengalokasikan budget apakah OPEX atau CAPEX. Kedua adalah progress reporting yang di handle oleh Mr. Egyptian. Kedua orang ini memiliki title sebagai Senior Facility Engineer.

Ketiga adalah Cost Control. Posisi ini khusus mengatur biaya untuk project yang sedang berjalan dan dihandle oleh si orang Filipina, kemudian ada si american girl yang pegang kendali pada procedur, si latino yang pegang technical service dan dua document control , yang satu wanita India dan satu lagi wanita asli Qatar alias Qatari girl. Sebetulnya ada satu lagi wanita Qatar dengan title Senior Facility Engineer tapi sedang cuti hamil.  

Pekerjaan paling banyak? Tentu saja si Malaysian, kami orang melayu disini terkenal rajin, pekerja keras, kerjanya termasuk cepat, jarang mengeluh, murah senyum dan nrimo sehingga banyak disukai oleh bangsa lain, jeleknya yaa.. mudah dimanfaatkan he he. Semoga saja aku tidak memalukan bangsaku sendiri..

Kami semua dipimpin oleh seorang manager yang bertitle Upstream Business Plan yang juga melakukan interview padaku. Yang menarik adalah dia berkebangsaan Palestina, bangsa yang amat sangat jarang di Qatar ini. Dan lebih menariknya  lagi si bos ini ternyata sudah memegang sertifikat yang sedang aku incar dan belum dapat-dapat hingga sekarang, yaitu PMP atau Project Management Professional. Orang yang sudah memiliki PMP certified, meskipun belum dijamin kerjanya bagus, tapi minimal sudah punya nilai jual yang mumpuni.

PMP certificate masuk kedalam target ku jangka panjang. Inshaallah mudah-mudahan aku bisa mendapatkankannya.


Semangat!

Hari Pertama di Qatar

Jam 6.15 pagi aku dijemput oleh driver pinoy yang semalam menjemputku. Sempat sarapan roti dan ngopi di kedai kue India yang banyak bertebaran di daerah Mushereib. Dari situ aku di bawanya ke kantor yang beralamat di kompleks perkantoran West Bay Street.

West Bay street merupakan jalan utama di Doha, kalau di Jakarta kita mengenal istilah SCBD atau Kuningan, nah West Bay ini kurang lebih sama, daerah perkantoran di tepi pantai. Daerah ini dekat dengan Corniche. Corniche adalah lansekap inti dari Qatar, yang menjadi icon dan menjadi trademark foto-foto dan juga cover foto di blog ini.

Jika anda dari Mushereib atau perumahan lain di Doha, akan terasa beda sekali ketika sudah masuk kawasan Corniche, begitu rapih dan tertata. Pesona Qatar sungguh memukau disini. Dan mobil toyota Camry yang aku tumpangi melewati daerah ini. Si Driver dengan ramah sibuk menjelaskan tentang Corniche dari mulai....ah nanti saja, aku mau ceritakan di lain waktu dengan lebih detail. 

Oya, jangan dikira naik Camry disini bisa bangga..hehe, mobil yang aku tumpangi ini termasuk mobil sejuta umat disini..di Jakarta, naik mobil ini sudah bisa dibilang berkelas..disini yang naik mobil ini kelas karyawan biasa.

Setelah melewati Corniche mobil lurus menuju area perkantoran, gedung-gedung pencakar langit terlihat sungguh indah, Sebetulnya sama saja dengan area perkantoran di Jakarta, namun yang membuat beda adalah desain dari gedung-gedung ini. Tak ada satupun gedung yang memiliki bentuk sama dengan gedung lain, dan bentuknya sangat artistic.

Ada satu gedung yang menjadi icon dari lansekap Qatar, bentuknya menyerupai drum lonjong yang ada sungut di atasnya, mirip pressure vessel. Aku menyebutnya pressure vessel tower haha..Sebutan resminya Burj Al Qatar (btw, foto menyusul ya..)

Kantor

Sampai kantor, aku langsung menuju ke bagian security. Agak sulit memang untuk masuk kesini jika belum memiliki akses ID, selain menyerahkan passport, KTP dan working visa untuk ditukar dengan Akses Card, aku juga di interview oleh sang Sudan security, hampir 10 menit aku ada di bawah sebelum akhirnya di hubungkan ke bagian HRD.

Di ruang sekuriti, aku dijemput oleh personal HRD dan juga relation officer yang mengirimiku email, setelah berbasa-basi, aku kemudian diantar aku ke lantai 17, di bagian Bisnis Plan Department untuk bertemu sang user. Subhanallah, user ku ternyata orang Malaysia dan langsung berbahasa melayu denganku, masih muda dan terlihat baik.

Kemudian aku dibawa mengitari satu departemen untuk dikenalkan oleh rekan-rekan kerja. Ada satu American girl, English man, Qatari, Egypt dan tentu saja..si mayoritas..India!

Dari situ, aku diajak naik ke lantai 21, lantai 21 ini bagian HRD department. Di ruangannya, si HRD menyodori aku kontrak kerja, kali ini yang sudah di tanda-tangan oleh Country Manager, aku baca sekilas dan sama dengan draft kontrak yang lalu, jadi tinggal aku tanda tangan saja. Selain itu, dokumen seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bank account di QNB (Qatar National Bank), pengantar medical check up untuk mendapat resident permit dan tentu saja..salary advance, harus ku tandatangani.

Setelah semua beres aku dijadwalan safety induction tiga hari lagi, setelah SI barulah aku mendapat akses card. Yah, dalam tiga hari kedepan aku harus menitipkan indentitasku pada sekuriti. Komputer belum ada, bahkan tempat dan meja pun belum ada. Di Qatar ternyata sudah lazim seperti itu, bahwa HRD, GA dan IT akan menyiapkan segala peralatan kantor ketika kita sudah tiba di kantor dan sudah menandatangani kontrak kerja.

Makan siang dikantor agak susah, tidak seperti di Jakarta yang di setiap ujung perkantoran pasti ada "food-court" yang paket lengkap yang terdiri dari paket ringan roti bakar, bubur kacang ijo dan mie instant hingga paket berat seperti warteg (warung tegal), tongseng, aneka soto hingga nasi padang.

Disini kita disediakan kantin, tapi menurutku bukan kantin melainkan cafe. Di kantin ini sebetulnya kita sebagai karyawan disubsidi 13 QR sekali makan asalkan sudah memiliki akses card, tapi yang seharga 13 QR hanya sandwich dan salad, meskipun porsinya besar tapi tetap saja akan bosan.

Paket nasi sendiri dihargai 35 QR, harga ini adalah harga prasmanan alias kita dipersilahkan ambil sesuka kita asalkan tempat nasi masih muat. Hari pertama ini aku ambil paket nasi karena aku masih meraba-raba lauk disitu. Nasi briyani, chicken teriyaki, capcay dan ikan dori goreng seharga 35 QR, cukup mahal meskipun akhirnya aku hanya makan setengah (sisanya ku bawa pulang) tapi kueenyang rasanya. 

Akhirnya seharian aku isi dengan mengobrol dengan si Malaysia bernama Muhammad, ternyata dialah user yang melakukan interview denganku, satu lagi sang Manager, , tapi aku belum bertemu dengannya.

Muhammad sedikit banyak menjelaskan tentang job desk ku, ternyata disini aku bukan menghandle planning sebuah project EPC seperti yang aku perkirakan, tapi masuk ke area operasional upstream di dalam departemen business plan.

Secara job desk disini aku lebih spesifik, tidak seperti job desk project control di Indonesia yang mengurusi semuanya hingga ke asuransi he..he (jadi ingat waktu di BUMN). Disini tidak ada job yang tumpang tindih.  So jika di Indonesia kita terbiasa multi tasking percayalah bahwa ilmu multi tasking itu sangat berguna, disini akan terasa sekali bedanya karena kita dilarang mengerjakan yang bukan kerjaannya. Hal yang menarik dan sama sekali baru bagiku.

Aku sengaja bertanya ke Muhammad kapan PC ku akan tiba dan di setting, namun dijawab dengan guyon..”hei bung, kita disini operasional..klien kita ni..bukan kontraktor..selo selow lah, mau ke mall? Jalanlah dulu tengok tengok gadget, murah murah di ni (disini)”.…haha

Oya, kantorku di depan persis mall City Center, yang katanya mall terbesar di Doha. Aih..ini mah bikin boros..

Salam
Posted on 3:08 PM | Categories:

Sampai di Qatar

23:00 Waktu Qatar

Alhamdulillah pesawat  mendarat dengan mulus di bandara Hamad International Airport, Doha Qatar. Sekilas tentang pesawat, ini adalah salah satu pesawat terbaik yang pernah aku tumpangi, jangan ditanya menunya apa, yang pasti maknyus. Cuma kalau dilihat dari frekuensi makan, Emirates lebih sering makan dan cemilan ketimbang Qatar Airways ini.

Turun dari pesawat, langsung naik bus menuju lokasi kedatangan. Dari situ ikuti saja petunjuk dan arah orang-orang yang juga turun pesawat, pastikan ke arah baggage, jangan ke  arah transit. Jelas kok tulisannya. Sampai kemudian mengantri di bagian imigrasi untuk di cek passport dan Visa, sebaiknya passport dan visa diletakkan di tas kecil yang selalu dibawa kemana-mana. Supaya mudah aksesnya.

Setelah lolos imigrasi, langsung ambil trolley yang letaknya di samping kiri lalu mengarah ke bagian bagasi. Tunggu sampai koper dan barang-barang kita yang lain muncul. Oya disini ada wifi gratis, silahkan search di wifi list anda. Wifi ini aku manfaatkan untuk langsung menelpon istri via whatsupp call, lumaya lega setelah menelpon, kasian istriku belum tidur karena menunggu, padahal di Indonesia sudah jam 3 pagi.

Hal yang bisa dipetik: Manfaatkan teknologi untuk penghematan, install apapun di smartphone yang bisa digunakan untuk komunikasi (Whatsupp, bbm, Line – untuk video call, skype dsb). Sebisa mungkin hindari penggunaan telfon / sms karena biaya cukup mahal. Untuk Indosat biaya sms sekitar 10 ribu per sms, telpon bisa 30 ribu per menit. Gunakan kalau kepepet saja.

Aku dijemput oleh seorang driver pinoy (orang Filipina) berpakaian kasual, bercelana pendek dan tentunya ramah dengan memegang name board bertuliskan namaku. Lega rasanya, akhirnya aku dibawa kepenginapan (flat/apartemen) yang langsung menjadi akomodasi tetapku. 

24:00

Perjalanan ke flat hanya 10 menit dari bandara, padahal jaraknya cukup jauh, tentu saja tidak ada kemacetan jalan raya di Qatar seperti di Jakarta he he. Flatku berada di Mushereib , ukurannya cukup lega, satu living room dengan tiga kamar. Kamarku berada di belakang, dan wow..kamarku ternyata berukuran cukup besar dengan king size bedroom, satu lemari kayu yang besar dan meja kaca yang juga besar. Alhamdulillah..

Hal yang lebih menguntungkan adalah, tidak ada penghuni di flat itu (setidaknya di waktu awal), dan hanya aku seorang. Kamar yang lain terkunci, mungkin yang lain sedang cuti atau entahlah tapi yang pasti aku bebas untuk mempelajari segala sesuatu tentang flat itu nantinya.

Setelah sholat Isya dan berberes sebentar, aku langsung tidur karena besok pagi harus langsung melapor ke kantor jam 7 pagi.


Salam
Posted on 2:32 PM | Categories:

Qatar..I am coming!!

“Haruskah aku berangkat?”

Itulah kataku di dalam hati pada pagi hari menjelang keberangkatan, berat rasanya meninggalkan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, yang selalu membuat kita merasa dicintai, di kasihi dan dibuat nyaman oleh kebersamaan, begitu pula kita yang sangat mengasihi mereka.

Berat sekali terus terang apalagi ketika melihat putri pertamaku yang entah mengapa, terus menatapku dan selalu minta di gendong. Malam harinya bahkan sempat terbersit di pikiran untuk membatalkan keberangkatanku. Ya, membatalkan!

Tapi untung aku memiliki istri yang selalu menyemangatiku untuk berjuang dan berusaha. Ini ikhtiar, dan ini adalah jalan untuk berhijrah, berhijrah untuk penghidupan yang lebih baik, untuk menaikkan derajat hidup diri, keluarga dan orang sekitar, perjuangan untuk iman dan selebihnya adalah mereguk pengalaman yang amat sangat langka. Sesungguhnya iman kita betul-betul diuji kala itu ketika kita berat meninggalkan apa yang kita cintai, setan terasa selalu begitu menggoda untuk kita berhenti berikhtiar.

Disaat begini aku jadi teringat kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam, dimana beliau diperintahkan Allah untuk meninggalkan anak yang masih menyusi, Ismail Alaihissalam dan istrinya, Siti Hajar di tengah padang pasir yang kering dan panas, dengan ikhlas Nabi Ibrahim pun menuruti perintah Allah, demikian juga istrinya. Demi hal yang lebih baik lagi di kemudian hari, bahkan yang kita rasakan hingga saat ini, sumber air Zam-Zam dan kota Makkah yang diberkahi, yang menjadi pusat ibadah kaum muslimin diseluruh dunia adalah hasil ikhtiar Nabi Ibrahim. Belum lagi kisah Rasullullah SAW yang berhijrah ke Madinah, juga untuk hal yang lebih baik.

Dan masih banyak lagi kisah-kisah lain tentang berhijrah untuk hal yang lebih baik. Jika di zaman dahulu yang belum ada internet, telepon bahkan belum ada surat menyurat saja orang rela dan ikhlas. Masak di zaman internet, wifi, telepon, video call di line, skype, whatsupp, belum lagi update status di facebook dan path kita masih saja manja. Masih kurang untuk bersyukur? Ah..malu rasanya.  

Dengan ditemani cerita-cerita kekasih Allah nan penuh inspiratif: ” Qatar..I am coming!!, Bismillahi Tawakaltu..Lahaulawalaquwwata Illabillah”..Aku serahkan segala kekuatan kepadaMu, lindungilah keluargaku, lindungilah aku, permudahkan jalanku dan berikan kami kebaikan dari semua keputusan ini.  Aamiin.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pesawatku dijadwalkan berangkat sore hari sehingga pagi hingga siang aku manfaatkan untuk mengecek segala persiapan yang sudah dilakukan. Yang paling ku takutkan bukanlah pakaian atau makanan, melainkan dokumen. Berulang kali aku mengecek dokumen-dokumen yang disebutkan di dalam email. Alhamdulillah sudah semua. Setelah itu kini saatnya melakukan penukaran uang, mata uang Negara Qatar adalah Qatar Rial (QR).

Untuk kehidupan awal bawalah sedikitnya 2000 QR atau sekitar 7,4 juta rupiah.  Tapi sayang, mata uang QR tidak tersedia di money changer yang dekat dengan rumah, padahal biasanya lengkap, yasudah akhirnya aku menukar dalam bentuk dollar dan akan ku tukar ke QR setibanya disana.

Di bandara aku diantar oleh kedua orang tuaku, adik,  istri, anak, mertua , ipar ..Tak lupa untuk berfoto di bandara dengan semuanya..

Akhirnya.. nama penerbanganku sudah di sebut di pengeras suara, saatnya masuk ruang boarding, peluk cium dan pesan-pesan penuh haru masuk ke telingaku yang tak akan ku pernah lupa.


Bismillah, Qatar..I am Coming!!

Menjelang Keberangkatan ke Qatar

Penerbitan visa ku sempat terkendala waktu, biasanya visa diberikan satu minggu hingga dua minggu sebelum keberangkatan, namun hingga satu minggu sebelum notice period ku berakhir nyatanya visa belum juga aku terima, antara dag-dig-dug dan pasrah akhirnya aku coba diri bertanya ke milis yang menjadi andalan ku selama periode menunggu ini. Nama milisnya adalah tentang Qatar, search saja di google groups. Atau mampir ke www.tentangqatar.com

Jawaban rekan-rekan di milis hampir bervariasi, bahkan ada yang satu bulan sebelum keberangkatan visa sudah di tangan. Namun rata-rata satu hingga dua minggu keberangkatan biasanya visa sudah di dapat. 

Satu minggu pun hampir berlalu dan akhirnya aku beranikan diri mengirim si recruiter email, email tersebut aku cc ke alamat email yang sepertinya menjadi atasannya. Tak berapa lama aku mendapat jawaban bahwa visa masih diproses di imigrasi dan aku harus bersabar karena ini menjelang Idul Adha.

Oh ya, aku hampir lupa bawah 2 hari lagi adalah hari raya Idul Adha, dan ternyata hari libur di Qatar untuk setiap hari raya adalah satu minggu, baik Idul Adha maupun Idul Fitri dan ini umum di setiap Negara gulf country (Negara arab). Ini menunjukkan penghormatan yang besar terhadap agama, pantas jika Qatar dan Negara Arab lainnya begitu diberkahi dengan kekayaan hingga pendapatan per kapitanya adalah yang tertinggi di dunia. Subhanallah.

Akhirnya aku batalkan acara ngedumel dan mencoba menikmati waktu dengan si kecil yang semakin hari semakin menggemaskan, putriku yang baru berumur 4 bulan tersebut seakan tahu bahwa ayahnya akan merantau, sehingga terlihat sangat manja dan enggan dilepaskan dari gendonganku. Hari-hari ini juga aku manfaatkan untuk membuat foto selfie dengan anakkku, yah untuk jadi obat kangen nanti di Qatar.

Hari ketiga Idul Adha lalu aku membawa anak dan istriku berjalan-jalan di mall dan mencoba melupakan acara ke Qatar dan fokus pada keluarga. Namun ternyata sorenya aku dihubungi oleh wanita bernomor  telepon Qatar yang mengaku sebagai Employee relation officer dan memastikan bahwa visa kerja (working visa) sudah dikirim by email dan juga memberi informasi bahwa aku akan berangkat dua hari lagi!.

Dia kemudian meminta beberapa detail data yang harus aku isi yang menanyakan tentang nama bandara keberangkatan, kontak person ku dan aku diminta pula memilih maskapai penerbangan yang akan ku naiki nanti (untuk saran pilihlah Qatar Airways karena reputasinya sebagai maskapai penerbangan nomor satu di dunia tahun 2015, pilhan kedua bolehlah Emirates). Oke, setelah membuka email lewat HP aku langsung meminta segera pulang untuk mengisi dan mengeprint data-data yang dikirim oleh si relation officer.

Sampai dirumah, hal yang aku lakukan pertama adalah print working visa, print 3 lembar; satu untuk di selipkan di passport, satu diberikan  ke perusahaan nanti setibanya di Qatar dan satu untuk cadangan.

Untungnya persiapan seperti baju, sepatu dan sebagainya sudah lengkap tinggal dimasukkan ke Koper, sehingga yang kurang hanya perbekalan makanan-makanan yang pastinya aku butuhkan untuk awal-awal merantau.

Mungkin daftar makanan apa saja yang perlu dibawa, semoga bisa membantu teman-teman yang sedang persiapan / ingin ke Qatar:
  1. Rendang, percayalah, it’s work untuk kehidupan awal di Qatar nanti. Mintalah istri atau orang tua memasak rendang kering. Rendang kering lebih awet ketimbang basah.
  2. Kering tempe.
  3. Abon dan serundeng, ini sih selera.
  4.  Kacang teri, it’s work too.
  5. Kecap dan sambal botol merek produk Indonesia, disini sulit untuk mencari dua benda ini, kita harus ke Qatindo (toko Indonesia) namun untuk hidup di awal-awal pasti sulit karena belum memiliki mobil dan masih meraba-raba transportasi umum).
  6. Bon cabe..ini sih selera
  7. Mie Instant. Disini sebenarnya ada (banyak), namun harganya cukup mahal bagi kita yang belum berpendapatan selama di Qatar, untuk di satu bulan awal cukuplah membawa 10-15 bungkus.
  8. Bumbu inti, biasanya mereknya Kokita, beli saja semua jenis. Ini berguna banget buat kita yang bulok alias bujang lokal di Qatar nanti. Aku sendiri membawa bumbu inti, bumbu nasi goreng, bumbu-bumbu instant yang lain pun aku bawa.
  9. Sambal terasi kering.
  10. Jangan lupa untuk memerhatikan bungkus plastik dari makanan, terutama rendang. Kalau bisa gunakan alat press untuk merekatkan ujung plastik atau di steples sepanjang lipatan.

Perbekalan (takut kelaparan..)
Untuk lain-lain sih rata-rata tersedia di swalayan/minimarket yang hampir bisa ditemui di setiap jalan dan setiap sudut kota, jadi tidak perlu khawatir.

Persiapan selanjutnya adalah menelpon customer service provider telepon kita, jaga-jaga untuk awal-awal kita tiba di Qatar yang tentunya belum memiliki nomor lokal, tak ada salahnya untuk mengaktifkan international paket, minimal aktifkan untuk sms dan telepon untuk mengabari keluarga setibanya kita nanti, kalau menggunakan paket internet biayanya sangat mahal.

Salam

Dokumen persiapan ke Qatar dan Prosedur Legalisasi Dokumen

Banyak yang bertanya dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan untuk keberangkatan ke Qatar ketika confirmation letter sudah kita terima, kita perlu mengurus ini sementara visa diurus perusahaan. Sebetulnya semua persyaratan dokumen tertera di email yang dikirim segera setelah confirmation letter kita terima. Kebetulan karena saya mendapat status sebagai “single” di tahun pertama, dokumen yang diperlukan tidak terlalu banyak.

Diantaranya:
  1. Medical Check-up
  2. PCC / Police Clearance Certificate attested by Foreign Affair of Indonesia & Qatar Embassy
  3. Ijazah (degree certificate) attested by Foreign Affair of Indonesia & Qatar Embassy
  4. Surat paklaring (Work Statement) dari semua perusahaan lama.
  5. Scan / Copy valid passport
  6. Pas photo terbaru ukuran passport 4x6 latar belakang biru dan putih (siapkan masing-masing 30 lembar untuk dibawa nanti ke Qatar)

Medical Check Up

Pertama adalah Medical Check-up, MCU yang diminta tidak terlalu ribet, tidak perlu ke GAMCA center di gedung Binawan Kalibata Raya. Ada memang yang seperti itu, tapi Alhamdulillah aku tidak. Perusahaan tempatku kerja hanya mensyaratkan “reputable hospital”, jadilah aku MCU di RS Premier Jatinegara.

MCU nya apa saja? Intinya MCU standard, yang utama ialah anda bebas TBC dan HIV. Biayanya? Total biaya dengan list yang tertera dibawah sebesar 950 ribu. Semua biaya MCU ini akan di reimburse ke perusahaan nanti setelah kita tiba di Qatar.

Berikut list medical check up:
  1. Cek darah lengkap
  2. Urine
  3. HIV
  4. Torax (x-ray)
  5. Pemeriksaan fisik standard

Police Clearence Certificate (PCC)

Kedua adalah PCC (Police Clearance Certificate) atau Surat Kelakuan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Mabes Polri.

Alur pembuatan PCC adalah sebagai berikut:
  1. Surat pengantar RT/RW (1 hari, karena RW biasanya buka malam setelah Isya)
  2. Pagi-pagi bawa ke Kelurahan, bilang minta pengantar SKCK (gratis -  gak sampai ½ hari)
  3. Polres (bayar 10 ribu– ½ hari) – siapkan foto 4x6 latar belakang merah 6 lembar
  4. Mabes Polri (bayar 10 ribu – ½ hari. Tips: sebisa mungkin jangan ditinggal, ditunggu saja sampai betul-betul selesai ). Masuknya lewat pintu samping yang searah Al-Azhar. Jangan lupa siapkan foto 4x6 latar belakang merah 6 lembar.

Prosedur Legalisasi Dokumen

Setelah mendapat PCC (bahasa inggris), langkah berikutnya adalah membawa PCC bersama dengan Ijazah untuk di legalisasi sebelum ke kedutaan Qatar. Alur legalisasi adalah:

  1. Kementrian Hukum dan HAM Ditjen AHU (Administrasi Hukum Umum)
  2. Dirjen Protol Konsulat Kementerian Luar Negeri
  3. Kedutaan Qatar.

Kementerian Hukum dan HAM - Ditjen AHU

Kementrian Hukum dan HAM Ditjen AHU letaknya di Jl. H.R. Rasuna Said Kav 6-7 Kuningan
Jakarta Selatan 12490. Dari mall Ambassador tinggal belok kiri di ujung jalan, letaknya di pojok belokan itu. 

Sampai disana, langsung tanya gedung yang khusus untuk legalisir (bagian administrasi) dan naik ke lantai 3. Yang perlu disiapkan:
  1. Materai 6000 rupiah
  2. Fotokopi KTP
  3. Map warna apa saja.
  4. Dokumen
Aku pun mendatangi petugas yang terlihat nganggur (padahal konsumen calo banyak) sambil mendengarkan earphone. Setelah melihat sekilas dokumen, dia langsung bertanya.

“Dari universitas swasta ya?”
“Iya” jawabku
“Wah, gak bisa langsung mas, perlu di legalisir dulu ke DIKTI”
“HAH..DIKTI mbak?, dokumen saya harus masuk hari ini..mana sempet ke DIKTI..”
“Oke mas, ini bisa sih asal ada legalisir notaris”
“Oh yaudah gapapa mbak, mana notarisnya?”
“Ada mas, tuh disitu” aku pun ditunjukkan deretan orang berbaris yang ada di DALAM ruangan itu. Okelah mau bagaimana lagi, langsung saja ku datangi si “notaris” tersebut. 

Dan hebatnya, sebelum kaki ku menjangkau 10 meter dari mukanya, dia sudah mendatangiku seperti macan menjemput inang. 

Dengan rayuan ala calo dia menjanjikan bahwa dokumenku bisa selesai 3 hari hingga ke kementrian luar negeri terima beres dengan biaya 400 ribu. Serta merta aku menolak karena resminya paling cepat 3 hari selesai.

Akhirnya aku diberitahu oleh petugas di depan pintu masuk bahwa Notaris yang asli belum datang, kalau mau menunggu bisa sejam lagi. Ya tak apalah menunggu satu jam toh daripada bayar 400 ribu. Enggak sampai sejam akhirnya si notaris asli datang, penampilannya bersih dan parlente, cara bicaranya juga beda.

Akhirnya aku langsung mendatangi notaris tersebut dan membayar 30 ribu rupiah per lembar untuk biaya legalisir. Yang perlu dilegalisir notaris:
  1. Ijazah ( kalau dari universitas swasta pasti, kalau dari universitas negeri enggak perlu)
  2. KK (jika diminta)
  3. Akta lahir (jika diminta)
  4. Buku nikah (jika diminta)
PCC enggak perlu, jangan sampai tertipu. Setelah dilegalisir dokumen pun masuk ke petugas dengan mulus tanpa ambil nomor antrian. Setelah mengecek sebentar, kemudian kita akan diberikan formulir yang berisi nama, alamat, negara tujuan dan jenis dokumen yang ingin anda legalisir. Setelah kita isi selanjutnya akan diberikan tanda terima tiga rangkap, satu untuk pembayaran ke bank dan dua untuk anda tunjukkan ketika ambil dokumen.

Loket bank terdapat di depan loket legalisasi, biayanya adalah 25 ribu untuk biaya legalisasi plus 5 ribu biaya retribusi. Setelah itu aku kembali ke loket tadi untuk memberikan bukti pembayaran.

Tiga hari kemudian dokumen sudah bisa diambil. Waktu itu aku ingat memasukkan dokumen hari kamis siang dan diambil di hari senin siang. Enggak lama kan?

Dirjen Protokol dan Konsulat Kementerian Luar Negeri

Setelah ambil dokumen di Kemenkumham, dari situ aku lanjut ke Dirjen Protokol dan Konsulat Kementerian Luar Negeri yang beralamat di Jl Pejambon no 6. Jakarta.

Di Kemenlu terlihat sepi, sangat berbeda dengan Kemenkumham, dokumen ku kembali masuk dengan aman dan disuruh menunggu..tak sampai satu jam, dokumen ku  sudah bisa diambil…wow, legalisir berhasil. Yang pelu dibawa adalah:

  1. Materai 6000 rupiah
  2. Fotokopi KTP
  3. Map berwarna kuning
  4. Dokumen
Oya, kalau ada ijazah atau dokumen apapun yang dibutuhkan dan itu belum ada bahasa inggrisnya, harus di translate dulu menggunakan penerjemah tersumpah (sworn translatter), terutama jika anda langsung mendapat family status dari perusahaan di Qatar. KK, akte lahir anak dan buku nikah wajib di translate lebih dahulu sebelum di legalisir.

Next..Kedutaan Qatar…

Kedutaan Qatar alamatnya di JI DR Ide Anak Agung Gde Agung, Block E 2.3 No.4. Kawasan Mega Kuningan. Jakarta Selatan. Jam memasukkan dokumen adalah pada pukul 9.00-12.00 WIB dan mengambil dokumen pada pukul 13.00-15.00 WIB

Besok paginya aku submit dokumen, biayanya 70 ribu untuk dua dokumen yang di bayarkan di QNB bank, jangan khawatir..QNB bank ada di seberang kedutaan, tinggal nyebrang ke kiri sedikit.

Di kedutaan, dokumen di proses tiga hari kerja terhitung mulai dari kita submit dokumen, enggak lama kok dan kita bisa telepon dahulu untuk menanyakan status. Nomor telepon kedutaan Qatar di 021-57906560.

SCAN, SAVE, BACK-UP & COPY

Setelah dokumen semua beres, jangan pernah lupa untuk scan, save, back up dan copy segala sesuatunya. Setelah di scan, save di driver laptop, buat back-upnya di external hard-disk dan USB, lalu fotocopy dokumen-dokumen diatas.

Alangkah baiknya untuk save juga di google drive. Buat akun google drive dan install aplikasinya di smartphone. Kita bisa mengakses dokumen kita disana jikalau terjadi sesuatu seperti KTP hilang, Passport hilang, working visa dan sebagainya. It's work!

Salam

Offering Letter dan Confirmation Letter!!

Wah apa itu Offering letter dan confirmation letter? Specialkah? Oh tentu saja, karena ini yang aku tunggu-tunggu dari si recruiter tentang kelanjutan interview user waktu lalu. Jaraknya enggak lama, sekitar 10 harian..tapi jangan ditanya selama 10 hari itu aku gimana..he he..yang pasti lebih sering buka email daripada sebelumnya.

Karena saking berharap dan ternyata seminggu belum ada kabar, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim email lebih dulu ke si recruiter untuk menanyakan statusku, apakah aku sudah boleh resign dari pekerjaan lama atau belum. Ternyata si recruiter membalas kalau jangan resign sampai dia mengirim confirmation letter. 

Wah bagus juga..artinya kita tidak diberi harapan palsu. Btw, banyak dari kawan-kawan kita yang akhirnya resign dari pekerjaan di Indonesia dan akhirnya gagal ke Qatar, salah satunya adalah teman saya yang saya kenal di UAE exchange (walapun akhirnya ke Qatar juga, tapi pengalaman buruk itu jangan sampai terjadi pada kita).

Well, hari ke-10 offering letter aku terima lebih dahulu, isinya draft kontrak yang harus kita tanda tangan dan dikirim balik via email ke si recruiter. Isinya pasal-pasal yang tentu saja untuk kontrak kita nanti. Perhatikan sedetail mungkin pasal per pasal, kalau perlu dicatat apa saja yang kurang. Jangan langsung menandatangani draft tersebut, diskusi dengan keluarga adalah pilihan terbaik, enggak perlu terburu-buru. Banyak juga yang memanfaatkan waktu ini untuk tarik-ulur.

Setelah OL aku kirim balik (setelah 2 hari kemudian dengan perbaikan-perbaikan yang aku minta), tak lebih dua jam ada email masuk lagi, kali ini adalah confirmation letter. Confirmation letter sebetulnya bukan letter atau surat, tapi lebih kepada email konfirmasi..ciri-cirinya pada kata pertama tertulis “Congratulation..bla..bla” yang intinya kita sudah secara resmi di terima di perusahaan tersebut. Lega? Pastilah..lega banget.

Di confirmation letter itu tertulis bahwa kita dipersilahkan resign dari tempat kerja dan mengurus dokumen-dokumen untuk pengurusan visa. Well dari sini banyak dari kawan yang sudah ke middle-east mengatakan jangan resign sebelum visa diterima. Memang sih..tapi pada kasusku, si recruiter meminta surat resign (Resignation Accepted Letter) dari perusahaan kita sebelumnya untuk dia mengurus visa. Wah beresiko donk?

Memang iya, tapi hal ini sebetulnya bisa dimaklumi karena banyak dari orang Indonesia ke Qatar hanya ‘coba-coba’. Modusnya dengan mengajukan cuti sebulan di perusahaan lama lalu berangkat ke Qatar untuk bekerja disana, jika dirasa tidak cocok maka orang tersebut bisa kembali lagi ke Indonesia tanpa resign dari perusahaan yang lama. Dan ketika ku tanya di kemudian hari, ternyata modus tersebut benar. 

Modus ini sudah banyak diketahui oleh perusahaan di Qatar, jadi hati-hati jika ingin coba-coba. Cek secara menyeluruh tentang perusahaan yang akan merekrut kita di Qatar nanti, bisa masalah besar kalau ternyata kita tidak cocok, apalagi keluar dari Qatar harus ada exit permit yang harus ditanda-tangan oleh sponsor.

Dalam kasusku, aku coba berpikir positif bahwa kalau rejeki tak akan kemana. Kalau ternyata tidak jadi berangkat ke Qatar artinya pemasukan kepada keluargaku lenyap..masa iya sih Allah SWT tega, toh kita tidak pernah berlaku yang aneh-aneh. Insha Allah pasti di jamin. Berbekal keyakinan itu aku mengajukan resign ke perusahaan ku yang lama.


Salam

The Interview: Big Opportunity Comes!!

Menyambung postingan sebelumnya, setelah mengecek semua kebenaran data sang recruiter lalu dengan mantap aku kirimkan CV word format ditambah beberapa aplikasi yang harus aku isi dan dikirim balik ke  alamat email yang masuk ke emailku, alamat emailnya ber hosting @dolphinenergy.com alias bukan email gratisan. Setelah semua beres, aku pun diminta tunggu informasi kelanjutannya.

Hari pun berlalu, aku pun larut didalam pekerjaan sehari-hari sehingga hampir lupa soal recruitment. Hingga setelah selang 1 bulan akhirnya dia menelponku kembali, tujuannya adalah negosiasi gaji dan informasi interview user. Gaji pun deal tidak terlalu lama, ya karena selain pendapatan per kapita Negara Qatar adalah nomor satu di dunia, aku juga menganggap ini adalah very big big opportunity. Kesempatan langka yang tidak datang 10 tahun sekali bagiku.

Deal salary yang umum terjadi di Negara Qatar adalah bersifat NETT salary plus accommodation, berapa yang anda deal itulah yang anda dapat. Kita gak perlu pusing mikirin pajak karena pemerintah Qatar tidak memungut pajak dari masyarakatnya (tax free), inilah salah satu kelebihan Negara Qatar karena pemerintah melakukan subsidi terhadap pajak. Jelas hal ini karena Qatar adalah negara yang kaya, so jangan harap ini bisa diberlakukan di Indonesia. he..he

Satu lagi yang terpenting ketika deal gaji adalah :

VISA dan Airline ticket ditanggung oleh perusahaan. Apapun perusahaannya di Qatar, kita sama sekali tidak dipungut bayaran untuk VISA dan Airline Ticket. Jangan sekali-kali percaya jika ada yang meminta pengurusan Visa dengan biaya kita sendiri dan biaya visa dan Airline Ticket akan diganti. That’s fake!

Interview user by phone dijadwalkan minggu depan pada hari yang ditentukan di pagi hari jam 9.00 waktu Qatar, yang artinya jam 13.00 WIB. Si recruiter berkali-kali mengingatkan kita untuk stand-by di area dengan signal bagus dan sepi demi komunikasi yang lancar. Jelas saja, ini interview lhoo..by phone..Sekedar tambahan, beberapa kawan yang saya temui mengaku jika interview dilakukan di Qatar, sehingga ia ke Qatar dulu untuk wawancara dan kemudian balik lagi ke Indonesia.

Yup, sekarang tugas ku adalah berdoa untuk interview yang lancar dan di lunakkan lidahku agar bahas inggrisku tidak memalukan.

Interview

Ini salah satu saat yang menegangkan selain mengucapkan ijab kabul, kebiasaan baik dari recruiter di Qatar adalah tetap mengingatkan kita untuk hal-hal kecil. Di sisi lain ini bagus namun di sisi lain justru membuat semakin tegang. Kuncinya adalah pasrah dan tetap percaya diri, prinsipnya kalau memang sudah rejeki tak akan kemana. Aku akan sedikit berbagi tips interview kerja untuk ke Qatar.

Interview pun berjalan, aku menghadapi tiga user, pertama adalah Human Resources (atasan si recruiter), kedua adalah Planning & Service Manager dan ketiga adalah Upstream Business Manager. Sepertinya interview cukup lancar di awal karena para user menyapa dengan salam ala muslim, pertanyaan-pertanyaan standart HRD di ajukan di awal, seperti; 

“Sudah berapa lama pengalaman kerja?”
  • Tips: jawab jujur tapi jangan menyebut angka tepat, jawablah misal…I am working as (position) for almost 9 years atau ...more than 8 years. Dimana pengalaman anda tepatnya adalah 8 tahun 3 bulan.
“Mengapa tertarik dengan Dolphin?”
  • Tips: Kalau anda memang baru pertama ke middle east jawab saja karena ini pengalaman pertama saya, very big opportunity dan dolphin adalah perusahaan yang reputable
“Sudah berkeluarga, dengan berapa anak” dll...

Interview umum berjalan sekitar 10 menit, dan dilanjutkan dengan interview teknis.

“Jelaskan pekerjaan anda (job desk) anda secara detail”
  • Tips: Persiapkan jawaban secara rinci, aku menyiapkan jawaban ini satu hari sebelumnya. Oya, sehari sebelumnya aku mengirim email ke si recruiter untuk dikirimkan job desk posisi yang akan aku tempati nanti (Senior Planning Engineer ), dan dia setuju. Berbekal “bocoran” dari si recruiter aku menggabungkan antara daily job ku dengan tugas yang sudah ku ketahui. Toh sebenarnya sama saja hanya modifikasi pasti diperlukan.
“Bagaimana cara anda membuat planning untuk sebuah project?”
  • Tips: Jawab sesuai dengan apa yang kita kerjakan di kerjaan sekarang. Intinya adalah jawaban anda membentuk kerjasama tim, bukan kerja sendiri.
“Apa yang anda prioritaskan pertama dalam pengontrolan”? 
”Bagaimana jika anda menemukan material yang delay atau man power yang kurang?”


Dan seterusnya hingga sekitar 40 menit, lumayan lah Alhamdulillah interview ku rasa berjalan lancar. Jangan lupa sebelum dan setelah interview telponlah keluarga, mintalah doa dari mereka.

Malamnya ternyata si recruiter mengabarkan bahwa interviewku berjalan lancar dan mereka setuju untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, Alhamdulillah, big opportunity comes to me!!

Bismillah
Posted on 7:36 PM | Categories:

TIPS MENGGUNAKAN LINKEDIN

Pada postingan yang lalu aku menulis tentang bagaimana tawaran kerja yang masuk kepadaku ternyata melalui situs social network: linkedin. Pada awalnya terus terang aku, atau kita semua under-estimated terhadap situs jejaring social yang satu ini…ah paling sama kayak facebook, cuma disitu lebih kepada orang-orang kerja, kita bisa cari teman-teman kita kerja dimana saja atau saling memberikan testimony, that’s it!.

Tapi, ternyata pandangan itu salah besar. Linkedin merupakan ajang “pamer” terhadap diri kita secara professional, bukan pamer yang negatif. Pencapaian karir kita yang dilihat dari pengalaman kita bekerja, project yang kita kerjakan, posisi apa kita disitu dan semua yang kita tulis disitu ternyata betul-betul menjual. Menurut survey, saat ini hampir 60% HRD perusahaan bonafid di dunia menggunakan linkedin untuk melakukan seleksi awal.



Meskipun tetap juga perusahaan itu memposting iklan lowongan kerja, namun tahukah anda, ketika mereka mendapatkan kandidat yang cocok dari iklan mereka, banyak dari mereka akan melakukan survey diam-diam dan cara tercepat adalah dengan cara online tracking. 

Tentu saja yang pertama mereka tuju adalah linkedin. Dalam ceritaku sendiri, aku di tawari pekerjaan langsung melalui linkedin, artinya si recruiter langsung mencari melalui linkedin dan mendapatkan namaku, powefull bukan?

Linkedin launching pertama kali pada tahun 5 Mei 2003 Yang sedari awal fokus untuk ajang “pamer” karir dan bisnis. So, berikut kelebihannya:

  1. Anda bisa menulis semua isi curriculum vitae anda, ya semuanya..tanpa khawatir menghabiskan halaman isi kertas dimana si recruiter hanya membaca sambil sekilas kemudian menjadi sampah.
  2. Sebagai situs online, linkedin dilengkapi dengan multimedia platform pada halaman CV anda yang tidak bisa anda tampilkan jika menggunakan CV print out
  3. Dilengkapi dengan platform pertemanan, akses kepada perusahaan yang terdaftar dan dilengkapi dengan mode “searching” yang mana anda bisa mengakses dan mencari rekan kerja, kandidat atau perusahaan dimanapun berada. Tentunya yang terdaftar di linkedin.
  4. Saat ini dilengkapi dengan halaman “pulse”, dimana anda bisa memposting sebuah artikel yang tentunya bisa dibaca oleh semua pembaca linkedin dari seluruh dunia. Tentunya kita juga bisa membaca artikel dari orang lain dari seluruh dunia pula.
  5. Dari ke-empat kelebihan tadi, linkedin merupakan gabungan dari social online networking, website dan blog.
So, dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, amatlah sayang kalau kita yang setiap hari berkutat dengan gadget smartphone yang entahlah apa serinya, laptop, internet  dengan aplikasi social media online hanya ber-say hei, gossip atau keseringan posting motivasi ala Mario Teguh. Cukuplah pak Mario yang memotivasi dengan kata-katanya, jangan di copy paste.

Kita bisa meng-upgrade diri kita, perusahaan kita (untuk yang pengusaha) dan meng-upgrade teman-teman kita untuk maju bersama.

Lalu bagaimana cara meng-upgrade diri kita di online social media via Linkedin? Tips dibawah ini berdasarkan apa yang aku lakukan, jadi mungkin tidak sama bagi setiap orang, tapi secara umum Insha Allah berguna. Untuk yang membutuhkan please check it out:

  1. Isilah nama linkedin anda secara lengkap, gunakan nama asli, jangan disingkat kecuali kepanjangan (> 3 suku nama)..tidak direkomendasi menggunakan inisial apalagi nama alay.
  2. Pasang foto anda dengan baik. Baik itu berkategori : 1. Formal (Jas, kemeja) dan santai. 
    • Tips: Hindari memasang pas foto seperti foto KTP, foto 3x4 atau foto non-formal (selfie, alay dsb). Yang paling disukai adalah foto formal namun tetap santai, misal anda memakai pakaian kerja namun sedang tersenyum, atau foto dengan latar belakang project anda.  Pastikan pasang foto yang jelas dan tidak buram/shake.
  3. Cantumkan semua email gratisan anda. NOTE: Anda akan lebih terlihat professional jika alamat email anda adalah nama anda: Contoh: budihermawan@gmail.com atau budi.her82@gmail.com. Jangan boedi.luthu-n4n-imo3t@gmail.com
  4. Isi biodata anda seperti anda mengisi CV. Isilah secara JUJUR dan LENGKAP; riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan plus job desk dan training. Jangan sekali-kali mencantumkan posisi direktur jika anda hanyalah staff ha..ha. 
    • Tips: Ketika anda menambahkan riwayat kerja dan job desk, lebih baik tuliskan lebih dulu latar belakang perusahaan/project yang anda pernah lakukan baru kemudian job desk, ini menimbulkan keyakinan di alam bawah sadar si pembaca bahwa anda memang qualified di bidang atau perusahaan/project tersebut. Trust me it works!
  5. Tambahkan semua sertifikat yang anda miliki. Bukan hanya dicantumkan, anda pun bisa meng-upload sertifikat anda. Anda khawatir disalahgunakan? Jangan khawatir, ketika di download, ukuran filenya sudah ter-reduce banyak. So, pasti tidak bagus jika di print-out.
  6. Lihat kelebihan nomor 2 di atas. Yup tambahkan foto, video, slide presentasi agar anda terlihat smart dan serius dalam karir anda. Ini juga strategi alam bawah sadar.
    • Tips: Gunakan byte yang kecil, convert foto hingga < 150 kb, upload maksimal 3 file saja (foto, video dan presentasi) agar file anda tidak berat ketika di loading.
  7. Banyak perusahaan yang menyukai calon karyawan yang pernah terlibat dalam misi kemanusiaan (volunteer) dan organisasi mahasiswa. So, cantumkan jika ada.
  8. Teman? Buat koneksi sebanyak mungkin dan seluas mungkin. Jangan lupa berikan rekomendasi kepada teman anda dan mintalah rekomendasi balik.
  9. Follow perusahaan yang sesuai dengan bidang anda, tapi tak menutup juga untuk yang diluar bidang. Intinya buatlah sebanyak mungkin koneksi.
  10. Sempatkanlah berinteraksi dengan koneksi anda , yakinlah 80% pekerjaan dan bisnis didunia di dapat dari koneksi. Jika ada rekan anda yang pindah kerja atau naik jabatan, gak ada salahnya untuk mengucapkan “Congrats!” meskipun anda belum kenal. Siapa tahu ketika dia butuh nanti, anda bisa di kontaknya.
  11. Terakhir, buatlah resume anda dari point 1-9 di atas menggunakan bahasa Inggris, aku rasa ini sudah umum ya kalau pengguna dan pembaca linkedin adalah dari seluruh dunia.
Ya itu tadi tips untuk membuat diri kita ‘dilihat’ orang di dunia maya, meskipun ini hanyalah salah satunya namun ternyata it works!. Apa yang aku lakukan di atas ternyata direspon dengan baik. 

So, gak ada salahnya untuk teman-teman untuk saling memperbaiki diri dan meningkatkan “value” diri kita masing-masing. Toh ini bagian dari ikhtiar kita :) 

Good Luck! dan Selamat berjuang!!
Posted on 9:18 PM | Categories:

Jakarta - 2015

Minggu - 2015
Kemang, Jakarta

Malam itu masih hari minggu, udara malam namun gerah menyergap Jakarta, tentunya karena Jakarta saat itu sedang dilanda musim kemarau yang cukup tinggi, suhu saat itu mencapai 28 derajat, untuk ukuran suhu malam di Jakarta ini sudah cukup panas, toh meskipun begitu tetap saja Jakarta serasa gemerlap dengan gayanya.

Sayangnya yang aku ingat saat itu tidak seperti hari libur, karena saat itu aku sedang di kejar tender untuk salah satu proyek pembangunan gas di Pertamina. Untuk karyawan yang bekerja di kontraktor seperti aku, tentunya hal seperti ini sudah biasa. Malam menunjukkan pukul 20'00 tapi yang kutunggu tak datang juga, ya makan malam..sepertinya office boy yang memesan makanan lupa atau entah mengapa yang pasti saat itu dia tidak kelihatan batang hidungnya.

Karena perut sudah kukuruyuk minta diisi, akhirnya aku memutuskan untuk mencari makan di luar, cari yang murah saja..warteg yang tidak jauh dari situ. Setelah lahap menghabiskan sepiring nasi rames plus telor balado, kopi pesananku pun terhidang tentunya dengan aroma yang menggoda. Ketika sedang asyik menyeruput kopi hitam tiba-tiba telepon ku berbunyi, biasanya kalau ada telpon yang tidak ku kenal malam-malam begini telepon langsung aku matikan. Tapi ini beda, yang beda adalah nomor depannya atau kode negara (paling tidak itulah yang jadi perhatian utamaku) yang muncul di layar hp ku, nomornya adalah +974..

Dengan sedikit gugup aku menjawab panggilan tersebut yang langsung di sambut dengan sapaan bahasa Inggris.."Hello ryo, do you remember me?". Tentu saja aku tidak ingat, karena aku belum pernah sekalipun di telpon oleh orang ini. Akhirnya dia menjelaskan bahwa dia adalah Human Resources dari Dolphin Energy, Qatar yang tertarik dengan resume ku yang aku buat di Linkedin.

Hah Linkedin? yup Linkedin, bagaimana caranya? bukannya linkedin cuma situs pertemanan dunia kerja? Nanti aku jelaskan secara lebih detail. Singkat cerita dia bercerita tentang salah satu mega proyek pengembangan jaringan pipa gas dan juga gas receiving facilities milik Dolphin Energy, salah satu oil & gas company dari Abu Dhabi. Sebetulnya proyek tersebut sudah dimulai pada tahun 2004 dan sudah berakhir, namun menurut penjelasan dia, Dolphin sedang mengembangkan lebih jauh lagi dan aku akan dilibatkan dalam bagian upstream, alias explorasi. Dan dia tertarik dengan resume ku yang cukup interaktif sehingga dia menanyakan jika aku berminat maka dia meminta CV ku asli (word format) terbaru.

Untuk memastikan bahwa yang menelpon ku tadi bukan perusahaan abal-abal alias hoax, maka aku meminta dia mengirim emailnya terlebih dahulu ke emailku, dari situ aku bisa tahu apakan email yang dipakai adalah gratisan (yahoo mail, gmail.com, aol.com dsb) ataukah menggunakan email resmi perusahaan.

Ini juga yang penting diingat untuk selalu melakukan kroscek terlebih dahulu terhadap email yang mengatasnamakan perusahaan, sangat banyak perusahaan-perusahaan fiktif yang ambil untung terutama jika menyangkut bekerja di timur tengah, karena banyak dari kita yang langsung euforia (kesenangan berlebih) sehingga membuat terlena dan terlalu banyak mengatakan 'iya' terhadap si rekruiter.

Ada satu situs yang aku rekomendasi untuk dipelajari dulu sebelum berkata "yes", silahkan klik DISINI.

Akhirnya si rekruiter tadi mengirim email yang meminta CV word ku, langsung aku cek kroscek hosting email yang dia pakai dan Alhamdulillah ternyata bukan hoax alias Dolphin asli. Tapi ada satu langkah lagi yang aku gunakan, yaitu mengecek nama si rekruiter di linkedin. (lagi-lagi linkedin ha ha)

Gunanya apa? memang cara ini tidak 100% menjamin karena tidak semua karyawan di dunia juga memiliki linkedin, tapi jika kamu menemukan nama si rekruiter di dalam linkedin dengan profil lengkap apalagi ada testimoni dari atasan atau teman kerjanya pastilah orang ini bonafid dan layak untuk di lanjutkan.

Dan lagi-lagi Alhamdulillah nama si rekruiter terpampang dengan profil lengkap plus testimoni. So, untuk langkah pertama keyakinanku semakin terkumpul.
Posted on 9:46 PM | Categories: