Hari Pertama di Qatar

Jam 6.15 pagi aku dijemput oleh driver pinoy yang semalam menjemputku. Sempat sarapan roti dan ngopi di kedai kue India yang banyak bertebaran di daerah Mushereib. Dari situ aku di bawanya ke kantor yang beralamat di kompleks perkantoran West Bay Street.

West Bay street merupakan jalan utama di Doha, kalau di Jakarta kita mengenal istilah SCBD atau Kuningan, nah West Bay ini kurang lebih sama, daerah perkantoran di tepi pantai. Daerah ini dekat dengan Corniche. Corniche adalah lansekap inti dari Qatar, yang menjadi icon dan menjadi trademark foto-foto dan juga cover foto di blog ini.

Jika anda dari Mushereib atau perumahan lain di Doha, akan terasa beda sekali ketika sudah masuk kawasan Corniche, begitu rapih dan tertata. Pesona Qatar sungguh memukau disini. Dan mobil toyota Camry yang aku tumpangi melewati daerah ini. Si Driver dengan ramah sibuk menjelaskan tentang Corniche dari mulai....ah nanti saja, aku mau ceritakan di lain waktu dengan lebih detail. 

Oya, jangan dikira naik Camry disini bisa bangga..hehe, mobil yang aku tumpangi ini termasuk mobil sejuta umat disini..di Jakarta, naik mobil ini sudah bisa dibilang berkelas..disini yang naik mobil ini kelas karyawan biasa.

Setelah melewati Corniche mobil lurus menuju area perkantoran, gedung-gedung pencakar langit terlihat sungguh indah, Sebetulnya sama saja dengan area perkantoran di Jakarta, namun yang membuat beda adalah desain dari gedung-gedung ini. Tak ada satupun gedung yang memiliki bentuk sama dengan gedung lain, dan bentuknya sangat artistic.

Ada satu gedung yang menjadi icon dari lansekap Qatar, bentuknya menyerupai drum lonjong yang ada sungut di atasnya, mirip pressure vessel. Aku menyebutnya pressure vessel tower haha..Sebutan resminya Burj Al Qatar (btw, foto menyusul ya..)

Kantor

Sampai kantor, aku langsung menuju ke bagian security. Agak sulit memang untuk masuk kesini jika belum memiliki akses ID, selain menyerahkan passport, KTP dan working visa untuk ditukar dengan Akses Card, aku juga di interview oleh sang Sudan security, hampir 10 menit aku ada di bawah sebelum akhirnya di hubungkan ke bagian HRD.

Di ruang sekuriti, aku dijemput oleh personal HRD dan juga relation officer yang mengirimiku email, setelah berbasa-basi, aku kemudian diantar aku ke lantai 17, di bagian Bisnis Plan Department untuk bertemu sang user. Subhanallah, user ku ternyata orang Malaysia dan langsung berbahasa melayu denganku, masih muda dan terlihat baik.

Kemudian aku dibawa mengitari satu departemen untuk dikenalkan oleh rekan-rekan kerja. Ada satu American girl, English man, Qatari, Egypt dan tentu saja..si mayoritas..India!

Dari situ, aku diajak naik ke lantai 21, lantai 21 ini bagian HRD department. Di ruangannya, si HRD menyodori aku kontrak kerja, kali ini yang sudah di tanda-tangan oleh Country Manager, aku baca sekilas dan sama dengan draft kontrak yang lalu, jadi tinggal aku tanda tangan saja. Selain itu, dokumen seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bank account di QNB (Qatar National Bank), pengantar medical check up untuk mendapat resident permit dan tentu saja..salary advance, harus ku tandatangani.

Setelah semua beres aku dijadwalan safety induction tiga hari lagi, setelah SI barulah aku mendapat akses card. Yah, dalam tiga hari kedepan aku harus menitipkan indentitasku pada sekuriti. Komputer belum ada, bahkan tempat dan meja pun belum ada. Di Qatar ternyata sudah lazim seperti itu, bahwa HRD, GA dan IT akan menyiapkan segala peralatan kantor ketika kita sudah tiba di kantor dan sudah menandatangani kontrak kerja.

Makan siang dikantor agak susah, tidak seperti di Jakarta yang di setiap ujung perkantoran pasti ada "food-court" yang paket lengkap yang terdiri dari paket ringan roti bakar, bubur kacang ijo dan mie instant hingga paket berat seperti warteg (warung tegal), tongseng, aneka soto hingga nasi padang.

Disini kita disediakan kantin, tapi menurutku bukan kantin melainkan cafe. Di kantin ini sebetulnya kita sebagai karyawan disubsidi 13 QR sekali makan asalkan sudah memiliki akses card, tapi yang seharga 13 QR hanya sandwich dan salad, meskipun porsinya besar tapi tetap saja akan bosan.

Paket nasi sendiri dihargai 35 QR, harga ini adalah harga prasmanan alias kita dipersilahkan ambil sesuka kita asalkan tempat nasi masih muat. Hari pertama ini aku ambil paket nasi karena aku masih meraba-raba lauk disitu. Nasi briyani, chicken teriyaki, capcay dan ikan dori goreng seharga 35 QR, cukup mahal meskipun akhirnya aku hanya makan setengah (sisanya ku bawa pulang) tapi kueenyang rasanya. 

Akhirnya seharian aku isi dengan mengobrol dengan si Malaysia bernama Muhammad, ternyata dialah user yang melakukan interview denganku, satu lagi sang Manager, , tapi aku belum bertemu dengannya.

Muhammad sedikit banyak menjelaskan tentang job desk ku, ternyata disini aku bukan menghandle planning sebuah project EPC seperti yang aku perkirakan, tapi masuk ke area operasional upstream di dalam departemen business plan.

Secara job desk disini aku lebih spesifik, tidak seperti job desk project control di Indonesia yang mengurusi semuanya hingga ke asuransi he..he (jadi ingat waktu di BUMN). Disini tidak ada job yang tumpang tindih.  So jika di Indonesia kita terbiasa multi tasking percayalah bahwa ilmu multi tasking itu sangat berguna, disini akan terasa sekali bedanya karena kita dilarang mengerjakan yang bukan kerjaannya. Hal yang menarik dan sama sekali baru bagiku.

Aku sengaja bertanya ke Muhammad kapan PC ku akan tiba dan di setting, namun dijawab dengan guyon..”hei bung, kita disini operasional..klien kita ni..bukan kontraktor..selo selow lah, mau ke mall? Jalanlah dulu tengok tengok gadget, murah murah di ni (disini)”.…haha

Oya, kantorku di depan persis mall City Center, yang katanya mall terbesar di Doha. Aih..ini mah bikin boros..

Salam

0 Comments:

Post a Comment