Minggu Pertama di Qatar (3) - Mall Villagio

Hari ke 4

Masih hari Sabtu yang artinya kita masih libur, sejujurnya aku agak berat ingin kemana-mana setelah kemarin lari sejauh 10 km di Corniche. Tapi tadi malam mbak Ita bbm bahwa pagi ini dia akan menjemputku bersama keluarganya untuk jalan-jalan keluar.

Pagi, waktunya menyuci dan setrika. Apartemen di Qatar bagi 'single status' biasanya sudah full furnished, artinya lengkap tempat tidur, AC, kulkas, kompor, mesin cuci, televisi, meja kursi dan sofa. Kamar mandi sharing diluar. Menyuci dan setrika tak memakan waktu lama karena mesin cuci termasuk otomatis jadi hanya pencet sana sini, sudah sekaligus pengering.

The Central Restaurant Indonesia

Jam 10 siang, mbak Ita menjemputku dengan full complete keluarganya dan aku diajak ke Mall Villagio. Mas Aris suaminya sengaja mengajak aku berkeliling-keliling Doha dan menjelaskan dengan lengkap kondisi Doha sekarang. Termasuk cara pengambilan SIM Qatar, MCU di medical commission sebelum apply resident permit (RP), cara daftar di RS Al Hamad, beli mobil di Qatar hingga ngobrol seputar sekolah anak yang katanya mencapai 36 ribu QR per tahun (3000 QR per bulan).

Kami makan siang di restoran Indonesia yang bernama Central Indonesia, pantas namanya the Central karena memang terletak di tengah kota, letaknya di Ibnu Mahmoud Street. Rasanya lumayan, sepiring pecel lele (lelenya dua) lengkap dengan sambal dan lalap mengisi perutku siang ini.

Koordinat detailnya bisa langsung ke maps klik di  Restaurant Central Indonesia Location

Penampakan Central Restaurant - Indonesia Food

Villaggio Mall

Sampai di mall Villaggio sekitar Dhuhur, Villagio ini adalah mall yang hanya terdiri dari satu lantai, tidak ada eskalator ataupun lift jadi ya kompensasinya luas mall ini menjadi sangat luas. Ciri khas mall ini adalah kanal yang berada di tengah-tengah mall dan dijadikan wisata bagi pengunjung sehingga seakan berada di Venezia.

Kanal di dalam Mall
Isi mallnya? Sebetulnya sih standard aja..merek-merek baju terkenal sama seperti di Jakarta, toko bukunya bernama Virgin, milik taipan Richard Branson, es krim Haagen Dazs dan lain-lain yang sama saja dengan Jakarta, malah bagusan di Jakarta. Kalau anda sering ke Kota Kasablanka, Pondok Indah Mall apalagi Mall of Indonesia..ini sih masih jauh he he. Kelebihan ya hanya kanalnya saja, itu pun di Lippo Mall harusnya bisa.

Menjelang sore kami makan lagi di restoran asia bernama P.F Chang yang berada di dalam mall. Servisnya bagus dan appetizernya...Dynomite...what a good dish! Satu porsi udang goreng tepung bumbu karamel pedas yang disajikan di atas gelas tinggi yang atasnya lebar. Rasanya enak, gurih, manis dan pedas.

Lauk lainnya, sup bening isi jamur dengan lumpia isi daging cincang, nasi goreng dan daging bumbu kacang mede. Selain udangnya selebihnya menurutku masih biasa..kalau kata pak Bondan cukup..top markotop. Belum berkategori ...Maak..nyuss !! yang melegenda.

Dynomite at P.F Chang
Aku membeli beberapa perlengkapan untuk di flat seperti kain pel bergagang, sabun pel lantai dan beberapa kebutuhan lainnya. Alhamdulillah mbak Ita dan suaminya sangat baik, semuanya di biayai oleh mereka..hmm jadi gak enak hehe..

Sebelum pulang ke flat kami mampir di restoran India, bernama Rotana restaurant, lokasinya dekat dengan Mushereib. Paling 5 menit jalan kaki dari flat ku. Yang special adalah masakan filipina yang berupa tulang dengkul sapi dengan kuah mirip sop buntut, dilengkapi dengan sedotan untuk menyeruput sumsumnya...Ukurannya? Buesaarr..cukup untuk tiga orang.

Sampai dirumah seperti biasa, hal yang akan kujadikan rutinitas selepas berkegiatan...video call!!

Salam

1 comment:

  1. Halo, tinggal di Mushreib ya? tepatnya sebelah mana kalau dari Resto Minang?

    salam,
    Arnol

    ReplyDelete