Menjelang Keberangkatan ke Qatar

Penerbitan visa ku sempat terkendala waktu, biasanya visa diberikan satu minggu hingga dua minggu sebelum keberangkatan, namun hingga satu minggu sebelum notice period ku berakhir nyatanya visa belum juga aku terima, antara dag-dig-dug dan pasrah akhirnya aku coba diri bertanya ke milis yang menjadi andalan ku selama periode menunggu ini. Nama milisnya adalah tentang Qatar, search saja di google groups. Atau mampir ke www.tentangqatar.com

Jawaban rekan-rekan di milis hampir bervariasi, bahkan ada yang satu bulan sebelum keberangkatan visa sudah di tangan. Namun rata-rata satu hingga dua minggu keberangkatan biasanya visa sudah di dapat. 

Satu minggu pun hampir berlalu dan akhirnya aku beranikan diri mengirim si recruiter email, email tersebut aku cc ke alamat email yang sepertinya menjadi atasannya. Tak berapa lama aku mendapat jawaban bahwa visa masih diproses di imigrasi dan aku harus bersabar karena ini menjelang Idul Adha.

Oh ya, aku hampir lupa bawah 2 hari lagi adalah hari raya Idul Adha, dan ternyata hari libur di Qatar untuk setiap hari raya adalah satu minggu, baik Idul Adha maupun Idul Fitri dan ini umum di setiap Negara gulf country (Negara arab). Ini menunjukkan penghormatan yang besar terhadap agama, pantas jika Qatar dan Negara Arab lainnya begitu diberkahi dengan kekayaan hingga pendapatan per kapitanya adalah yang tertinggi di dunia. Subhanallah.

Akhirnya aku batalkan acara ngedumel dan mencoba menikmati waktu dengan si kecil yang semakin hari semakin menggemaskan, putriku yang baru berumur 4 bulan tersebut seakan tahu bahwa ayahnya akan merantau, sehingga terlihat sangat manja dan enggan dilepaskan dari gendonganku. Hari-hari ini juga aku manfaatkan untuk membuat foto selfie dengan anakkku, yah untuk jadi obat kangen nanti di Qatar.

Hari ketiga Idul Adha lalu aku membawa anak dan istriku berjalan-jalan di mall dan mencoba melupakan acara ke Qatar dan fokus pada keluarga. Namun ternyata sorenya aku dihubungi oleh wanita bernomor  telepon Qatar yang mengaku sebagai Employee relation officer dan memastikan bahwa visa kerja (working visa) sudah dikirim by email dan juga memberi informasi bahwa aku akan berangkat dua hari lagi!.

Dia kemudian meminta beberapa detail data yang harus aku isi yang menanyakan tentang nama bandara keberangkatan, kontak person ku dan aku diminta pula memilih maskapai penerbangan yang akan ku naiki nanti (untuk saran pilihlah Qatar Airways karena reputasinya sebagai maskapai penerbangan nomor satu di dunia tahun 2015, pilhan kedua bolehlah Emirates). Oke, setelah membuka email lewat HP aku langsung meminta segera pulang untuk mengisi dan mengeprint data-data yang dikirim oleh si relation officer.

Sampai dirumah, hal yang aku lakukan pertama adalah print working visa, print 3 lembar; satu untuk di selipkan di passport, satu diberikan  ke perusahaan nanti setibanya di Qatar dan satu untuk cadangan.

Untungnya persiapan seperti baju, sepatu dan sebagainya sudah lengkap tinggal dimasukkan ke Koper, sehingga yang kurang hanya perbekalan makanan-makanan yang pastinya aku butuhkan untuk awal-awal merantau.

Mungkin daftar makanan apa saja yang perlu dibawa, semoga bisa membantu teman-teman yang sedang persiapan / ingin ke Qatar:
  1. Rendang, percayalah, it’s work untuk kehidupan awal di Qatar nanti. Mintalah istri atau orang tua memasak rendang kering. Rendang kering lebih awet ketimbang basah.
  2. Kering tempe.
  3. Abon dan serundeng, ini sih selera.
  4.  Kacang teri, it’s work too.
  5. Kecap dan sambal botol merek produk Indonesia, disini sulit untuk mencari dua benda ini, kita harus ke Qatindo (toko Indonesia) namun untuk hidup di awal-awal pasti sulit karena belum memiliki mobil dan masih meraba-raba transportasi umum).
  6. Bon cabe..ini sih selera
  7. Mie Instant. Disini sebenarnya ada (banyak), namun harganya cukup mahal bagi kita yang belum berpendapatan selama di Qatar, untuk di satu bulan awal cukuplah membawa 10-15 bungkus.
  8. Bumbu inti, biasanya mereknya Kokita, beli saja semua jenis. Ini berguna banget buat kita yang bulok alias bujang lokal di Qatar nanti. Aku sendiri membawa bumbu inti, bumbu nasi goreng, bumbu-bumbu instant yang lain pun aku bawa.
  9. Sambal terasi kering.
  10. Jangan lupa untuk memerhatikan bungkus plastik dari makanan, terutama rendang. Kalau bisa gunakan alat press untuk merekatkan ujung plastik atau di steples sepanjang lipatan.

Perbekalan (takut kelaparan..)
Untuk lain-lain sih rata-rata tersedia di swalayan/minimarket yang hampir bisa ditemui di setiap jalan dan setiap sudut kota, jadi tidak perlu khawatir.

Persiapan selanjutnya adalah menelpon customer service provider telepon kita, jaga-jaga untuk awal-awal kita tiba di Qatar yang tentunya belum memiliki nomor lokal, tak ada salahnya untuk mengaktifkan international paket, minimal aktifkan untuk sms dan telepon untuk mengabari keluarga setibanya kita nanti, kalau menggunakan paket internet biayanya sangat mahal.

Salam

0 Comments:

Post a Comment