Sampai di Qatar

23:00 Waktu Qatar

Alhamdulillah pesawat  mendarat dengan mulus di bandara Hamad International Airport, Doha Qatar. Sekilas tentang pesawat, ini adalah salah satu pesawat terbaik yang pernah aku tumpangi, jangan ditanya menunya apa, yang pasti maknyus. Cuma kalau dilihat dari frekuensi makan, Emirates lebih sering makan dan cemilan ketimbang Qatar Airways ini.

Turun dari pesawat, langsung naik bus menuju lokasi kedatangan. Dari situ ikuti saja petunjuk dan arah orang-orang yang juga turun pesawat, pastikan ke arah baggage, jangan ke  arah transit. Jelas kok tulisannya. Sampai kemudian mengantri di bagian imigrasi untuk di cek passport dan Visa, sebaiknya passport dan visa diletakkan di tas kecil yang selalu dibawa kemana-mana. Supaya mudah aksesnya.

Setelah lolos imigrasi, langsung ambil trolley yang letaknya di samping kiri lalu mengarah ke bagian bagasi. Tunggu sampai koper dan barang-barang kita yang lain muncul. Oya disini ada wifi gratis, silahkan search di wifi list anda. Wifi ini aku manfaatkan untuk langsung menelpon istri via whatsupp call, lumaya lega setelah menelpon, kasian istriku belum tidur karena menunggu, padahal di Indonesia sudah jam 3 pagi.

Hal yang bisa dipetik: Manfaatkan teknologi untuk penghematan, install apapun di smartphone yang bisa digunakan untuk komunikasi (Whatsupp, bbm, Line – untuk video call, skype dsb). Sebisa mungkin hindari penggunaan telfon / sms karena biaya cukup mahal. Untuk Indosat biaya sms sekitar 10 ribu per sms, telpon bisa 30 ribu per menit. Gunakan kalau kepepet saja.

Aku dijemput oleh seorang driver pinoy (orang Filipina) berpakaian kasual, bercelana pendek dan tentunya ramah dengan memegang name board bertuliskan namaku. Lega rasanya, akhirnya aku dibawa kepenginapan (flat/apartemen) yang langsung menjadi akomodasi tetapku. 

24:00

Perjalanan ke flat hanya 10 menit dari bandara, padahal jaraknya cukup jauh, tentu saja tidak ada kemacetan jalan raya di Qatar seperti di Jakarta he he. Flatku berada di Mushereib , ukurannya cukup lega, satu living room dengan tiga kamar. Kamarku berada di belakang, dan wow..kamarku ternyata berukuran cukup besar dengan king size bedroom, satu lemari kayu yang besar dan meja kaca yang juga besar. Alhamdulillah..

Hal yang lebih menguntungkan adalah, tidak ada penghuni di flat itu (setidaknya di waktu awal), dan hanya aku seorang. Kamar yang lain terkunci, mungkin yang lain sedang cuti atau entahlah tapi yang pasti aku bebas untuk mempelajari segala sesuatu tentang flat itu nantinya.

Setelah sholat Isya dan berberes sebentar, aku langsung tidur karena besok pagi harus langsung melapor ke kantor jam 7 pagi.


Salam

0 Comments:

Post a Comment